Kamis, 23 September 2010

"angan-angan romantisme"



benda mungil itu kusebut cincin pernikahan... bukan karena emasnya yang berkadar duaempat karat, atau beratnya yang puluhan gram, tapi maknanya. Yang nantinya akan ku kenakan di jari manismu setelah kuucapkan janji suci yang mereka sebut ijab qabul yang terucap langsung tak hanya dari mulutku, ya...tak hanya dari mulutku. janji suci itu bergema dari dasar hatiku yang tulus ikhlas mencintaimu, merambat kedinding-dinding sukma, memeluk erat jiwamu, lalu melebur menjadi satu hingga menjalin satu ikatan cinta diatas ke-Agung-an Sang Pencipta Alam Semesta.

benda mungil itu kusebut cincin pernikahan...yang telah kukenakan di jari manismu kelak takkan terlepas kar'na telah mengakar kuat hingga mengikat jiwamu menjadi satu dijiwaku yang bertahtakan mahkota cinta tulus kita.

benda mungil itu kusebut cincin pernikahan...tak hanya raga saja yang bersenggama, bahkan jiwa kita juga.

benda mungil itu kusebut cincin pernikahan...maukah jiwamu menikah dengan jiwaku?

"peminum yang pendo'a"

gila, seperti kata mereka yang menghakimi prilaku-ku dari polah otakku, tapi aku suka, subhanaallah..., mereka melihat aku seperti yang mereka lihat menggunakan matanya, mengatakan dengan mulutnya apa yang sebenar benarnya menurut perasaan mereka bahwa yang dia lihat dan rasakan tentang polahku adalah gila.

gila, gelas demi gelas arak yang telah tertelan dalam perutku larut menjadi darah yang menjadikanku gila, astaghfirullah...sungguh kusadari dan kuakui, saat sadarku aku tak bisa melupakan dosa dalam do'a-ku.

gila, dalam hitam ku nampak putihnya tak ada, dalam hidup ku selalu berdo'a, sampai kapan ya Tuhan...ampuni aku ya Allah... do'aku kepadaMu.

semarang, 16 September 2010

Minggu, 12 September 2010

ibu


merayapi dinding-dinding imaji hanya untuk ku tahu perasaanmu
diantara puing-puing cinta ku coba mengasah mata hati
kurangakai dalam sebuah bingkai kasih sayang agar bisa kupandangi indahnya
terdudukku belajar untuk memaknai cinta kasih setulus jiwa

ajarkan kepadaku ibu, ajarkan yang kau miliki bu...
diantara kesunyian yang tak bertepi ini aku mengingatmu
mencoba mangumpulkan rasa kasih sayang yang terlupakan untuk ku syukuri
maafkan aku ibu, atas keangkuhanku, ego-ku, kemunafikan-ku,

diantara doa-doamu aku lemah tak berdaya
diantara kasihmu yang tulus aku berlutut
didalam pelukmu ku coba rasakan deritamu
diatas pangkuanmu ku merasa damai, ibu...aku menyayangimu.

semarang. 12 September 2010
"ibu...aku menyayangimu"

Rabu, 08 September 2010

"tadabur alam"

diantara kerapuhan jiwa yang tak terperi
peluh dijiwa bercampur jelaga
masihkah malam hendak menyapa aku
akankah sunyi mencumbu asa
yang ku tahu bintang tak akan berpaling dari rembulan

bersandar pada masa berpagut mimpi
raga tak lagi kujaga apalagi rasa
sanggupkah ombak membenci sang karang
bila deburnya merasuk ke sukma
yang ku tahu pantai tak akan meninggalkan lautan

namun jiwaku tak se-tenang malam, bulan dan bintang yang mampu membuat lelap tidurmu
begitu pula jiwa ini tak setegar batu karang yang mampu memecah ombak dengan kelembutan
ajarkan...tunjukkan...dan ijinkan pula jiwa ini mengikuti kebesaran-Mu.

Jumat, 03 September 2010

"Aku, Kaleng, dan Tong kosong"

aku adalah pembual kelas tong kosong yang telah usang berbau karat
diujung halaman tanah lapang ku bertengger berteman debu dan sampah
bergumul nyamuk, lalat, dan kecowak, mengamati bising dari kejauhan
kadang pula cicak kodok dan hewan reptil lainnya menghampiriku
untuk sekedar berkeluh kemudian berlalu pergi

aku hanyalah pembual kelas kaleng roti
bila habis isinya diganti dengan kerupuk renyah dan mudah lembek tercium angin
nyaring kau tendang bila tlah kosong
kau lempar kedalam tong kosong diujung tanah lapang ku bertengger
tergletak diterpa terik dan hujan hingga kuyub lalu berkarat

aku, kaleng dan tong kosong saling membual
menunggu usang di ujung gang
menanti pemulung datang dengan keranjang
bukankah hidup hanyalah penantian
yang berisi bualan bualan yang di daur ulang



semarang, 2 september 2010
"membual, sampah !!! dan.... sial !!!"